MELA
DWI PURWATI
Mahasisiwa
Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Jurusan Akuntansi
Universitas
Muhammadiyah Malang
Abstrak
Optimasi atau Optimalisasi
kas merupakan usaha perusahaan, dimana kas yang ada di dalam perusahaan harus
tetap dijaga agar jangan sampai kas tersebut mengalami kelebihan atau
kekurangan dalam melakukan aktivitas perusahaan. Optimasi kas adalah bagian
dari manajemen keuangan yang dilakukan oleh perusahaan, setelah memepercepat
pemasukan kas dan memperlambat pengeluaran kas. Kas sangatalah penting untuk
menggerakkan usaha perusahaan. Kas yang memadai merupakan target dari
semua perusahaan, agar kinerja di dalamnya berjalan secara efektif dan tidak
menghambat dari sektor-sektor lainnya.
Manajemen kas
yang efektif meliputi pembuatan rencana yang baik untuk menjaga keseimbangan
antara resiko dan profitabilitas. Kas harus disediakan dalam jumlah dan
batas-batas yang telah ditentukan. Arus kas masuk dan arus kas keluar harus
diupayakan seimbang, artinya tidak terjadi saldo kas yang berlebihan ataupun
keuntungan. Dalam menentukan saldo kas optimal dapat digunakan dua metode yaitu
model Baumol-Allais-Tobin (BAT) dan model Miller-Orr. Model penentuan
kas optimal Baumol dikembangkan dengan memadukan dua jenis biaya.
Kas optimal akan dicapai pada titik
pertemuan antara kurva biaya-biaya peluang dengan biaya-biaya perdagangan surat
berharga, sedangkan model Miller-Orr mengembangkan lagi model Baumol dengan
memasukkan proses statistik atas perubahan-perubahan saldo kas yang terjadi
secara periodik untuk menentukan batas atas dan batas bawah yang digunakan
sebagai acuan dalam memilih antara mengeluarkan kas atau memperoleh kas.
Kata kunci: Optimalisasi kas, model Baumol (BAT), dan
model Miller-Orr
Abstract
Optimization of cash is a business
enterprise, where the cash is in the company should be maintained in order not
to cash the excess or deficiency in the company's activities. Optimization of
cash is part of the financial management undertaken by the company, after
memepercepat cash income and cash expenditures slowed. Cash sangatalah
important to move the company's business. Adequate cash is the target of all
companies, so performance on it works effectively and does not hinder from
other sectors.
Effective cash management involves making a
good plan to keep the balance between risk and profitability. Cash must be
provided in amounts and limits specified. Cash inflows and outflows should be
kept in balance, meaning that there is an excessive cash balance or profit. In
determining the optimal cash balance can be used two methods
Allais-Baumol-Tobin (BAT) and Miller-Orr models. Determining the optimal cash
Baumol Model was developed by combining two types of costs.
Optimal cash will be achieved at the meeting
point between the curve of the opportunity costs with the costs of trading
securities, while the Miller-Orr models developed again Baumol statistical
process by entering the cash balance changes that occur on a periodic basis to
determine the upper limit and the limit below are used as a reference in
choosing between issuing cash or raise cash.
Key word: Optimization cash, Baumol Model (BAT), and
Miller-Orr Model
PENDAHULUAN
Kas memegang
peranan penting pada sebuah perusahaan agar perusahaan tersebut dapat menjaga
kelancaran operasinya. Kebanyakan orang hanya terpacu pada laporan laba-rugi,
padahal kas merupakan hal yang terpenting dari semua kegiatan yang ada dalam
pembukuan perusahaan. Perusahaan akan dapat bergerak dalam bisnis yang
dikerjakannya tanpa menghasilkan laba, tetapi perusahaan tidak akan bertahan
lama jika kas yang diperolehnya adalah negatif. Untuk menghadapi kas yang
negatif perusahaan harus melakukan pengawasan dan penilaian terhadap penggunaan
dan perolehan dana perusahaan.
Penerimaan dan pengeluaran kas dalam
perusahaan akan berlangsung terus menerus selama perusahaan itu masih berjalan.
Berdasarkan sifatnya, penerimaan kas perusahaan dibagi menjadi dua bagian.
Pertama, penerimaan kas yang bersifat terus menerus atau kontinyu, seperti
hasil penjualan produk secara tunai, penerimaan piutang, dan lain-lain. Kedua,
penerimaan kas yang bersifat insidentil, diantaranya penerimaan kredit dari bank, penjualan aktiva
tetap yang sudah tidak terpakai lagi, dan lain-lain.
Sementara
pengeluaran kas juga dapat dibagi dua bagian berdasarkan sifatnya. Pertama,
pengeluaran kas perusahaan yang bersifat kontinyu, seperti pembelian bahan
kebutuhan, pembayaran upah buruh dan gaji, dan sebagainya. Kedua, pengeluaran
kas yang bersifat insidentil seperti pembayaran bunga, pembayaran pajak
penghasilan atau laba, pembayaran angsuran hutang, pembelian aktiva tetap dan
sebagainya, karena sifat kas yang mudah untuk dijadikan sebagai faktor awal
dalam pebayaran, maka kas sifatnya sangat likuid.
Kebiasaan perusahaan
menyimpan kasnya dalam bentuk tabungan atau giro, dimana memberikan bunga yang
sedikit, dalam hal tersebut perusahaan harus melakukan kebijakan yang tepat
dalam menentukan besaran kas, sehingga jika terjadi kas yang berlebihan bisa
dialihkan ke target yang lain yang sifatnya lebih menguntungkan dibandingkan di
tabungan atau giro. Dalam penerapannya terhadap perusahaan, manajemen kas
dipilih sesuai dengan kebutuhan dari perusahaan tersebut. Manajemen kas yang
baik merupakan keberhasilan dalam memberikan saldo kas yang optimal. Sehingga
manajemen kas sangatlah penting terutama dalam memenuhi tingkat likuiditas
perusahaan.
Suad Husnan
(2002:119) menyatakan bahwa jumlah saldo kas yang terlalu banyak memang baik
apabila dipandang dari sisi likuiditas, tetapi tidak menguntungkan apabila
dipandang dari aspek profitabilitas. Hal yang sebaliknya berlaku apabila saldo
kas terlalu kecil. Kas yang terlalu kecil tidak baik apabila dipandang dari
sisi likuiditasnya, tetapi menguntungkan jika dipandang dalam aspek
profitabilitas, karena itulah pengaturan kas diperlukan.
Suatu
perusahaan sulit atau hampir tidak mungkin dapat berjalan tanpa adanya kas yang
memadai, sehingga adanya kas yang memadai dalam perusahaan merupakan hal yang
mutlak dan tidak dapat ditawar-tawar lagi. Walaupun perusahaan mempunyai
persediaan kas tetapi jika persediaan kas tersebut tidak mencukupi, maka hal
ini dapat menyulitkan perusahaan, sebaliknya jika perusahaan mengalami
kelebihan kas berarti perusahaan telah mengorbankan rentabilitasnya. Untuk
mengatasinya, perusahaan dapat mengurangi kelebihan kas dengan jalan
berinvestasi, yaitu membeli surat berharga, aktiva tetap, dan sebagainya.
Penerimaan kas
pada suatu periode kadang melebihi pengeluaran yang dilakukan oleh perusahaan,
demikian sebaliknya. Kelebihan dari aliran kas masuk terhadap aliran kas keluar
merupakan saldo kas yang akan tertahan di dalam perusahaan. Tetapi bisa juga
terjadi hal yang sebaliknya, yaitu penerimaan tersebut tidak mencukupi untuk
menutupi pengeluaran yang terjadi atau mengalami defisit kas.
Suad Husnan
(2002:119). Pengaturan kas bertujuan untuk memaksimumkan pemanfaatan kas tanpa
mengabaikan likuiditas. Terjadinya surplus kas atau defisit kas secara terus
menerus akan beresiko terhadap likuiditas perusahaan, kas yang tidak dikelola
dengan baik dapat mengakibatkan terhambatnya kinerja perusahaan baik dalam
waktu cepat atau dalam waktu yang akan datang, dan dapat mempengaruhi
kelangsungan hidup dari perusahaan itu sendiri.
Kas sangat
dibutuhkan dalam melakukan teransaksi finansial yang sifatnya likuid. Hal itu
yang mengakibatkan posisi kas sangat penting dalam perusahaan, dan akan sulit
jika kas mengalami defisit, karena perusahaan tidak bisa melakukan pembayaran
yang bersifat segera tanpa adanya kas yang memadai. Demikian pula jika
kelebihan kas akan mengakibatkan kas yang ada dalam perusahaan menjadi sia-sia,
yang dampak awalnya perusahaan akan mengalami defisit pendapatan karena
kelebihan kas yang tidak efektif dalam perolehan pendapatan.
Kas yang
memadai merupakan target dari semua perusahaan, agar kinerja di dalamnya
berjalan secara efektif dan tidak menghambat dari sektor-sektor lainnya. Oleh
sebab itu kas sangat penting diterapkan bagi semua perusahaan. Baik itu bagi
perusahaan yang baru dimulai atau perusahaan yang sudah besar. Ataupun
perusahaan yang bergerak dibidang
manufaktur atau bidang jasa, semuanya harus menentukan kas yang optimal.
TUJUAN
Tujuan
penulisan ini adalah untuk mengetahui tujuan perusahaan mengoptimalisasikan
kasnya, mengetahui bagaimana cara perusahaan mengoptimalisasikan kasnya,
mengetahui metode—metode yang digunakan dalam mengoptimalkan kas perusahaan.
METODE
Metode yang digunakan dalam penulisan ini adalah metode studi
pustaka adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara analisa
teori-teori dari buku, jurnal, internet dan penelitian-penelitian yang
mendukung dalam penulisan ini.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Manajemen Kas
Ada tiga hal
yang ingin dilakukan oleh manajer keuangan ketika mengelola kas, (Mamduh M.
Hanafi, 2004:538) yaitu: Mempercepat pemasukan kas, Memperlambat pengeluaran
kas, Memelihara saldo kas optimal. Langkah mempercepat pemasukan dan
memperlambat pengeluaran kas diharapkan ketersediaan kas akan meningkat.
Semakin besar ketersediaan kas, semakin baik untuk perusahaan. Manajer keuangan
kemudian mempunyai kesempatan yang lebih besar untuk memanfaatkan kas yang
dipegang tersebut, karena hal tersebut tugas manajemen keuangan selanjutnya
adalah memelihara saldo kas optimal, yaitu saldo kas yang terlalu tinggi, tetapi
bisa memenuhi kebutuhan likuiditas perusahaan.
Siklus kas atau
waktu memegang kas yang pendek akan menurunkan investasi pada modal kerja. Di
samping itu, jika waktu memegang kas diperpanjang, maka perusahaan mempunyai
kesempatan yang lebih banyak untuk memanfaatkan kas tersebut. Perpanjangan
waktu tersebut bisa dilakukan dengan cara mempercepat pembayaran dari pelanggan
(aliran kas masuk), dan memperlambat pengeluaran.
Menentukan Saldo Kas Optimal Perusahaan
Setelah
kertesediaan kas meningkat, langkah berikutnya adalah menentukan saldo kas yang
optimal. Memegang kas mempunyai trade-off
tingkat keuntungan dan resiko. Semakin besar saldo kas, semakin likuid
perusahaan, dan semakin aman dari resiko kekurangan kas. Kekurangan kas bisa
menyebabkan operasi perusahaan terganggu. Sebaliknya, kas yang besar
menyebabkan kurangnya produktifitasnya. Dengan trade-off semacam itu, perusahaan diharapkan memegang saldo kas
yang optimal, yaitu saldo kas yang bisa menjadi likuiditas perusahaan, tetapi
juga bisa menjaga produktifitas perusahaan.
Menurut Mamduh
M. Hanafi (2004;544), terdapat dua teknik dalam menentukan saldo kas optimal,
yaitu :
Model Baumol-Allais-Tobin (BAT)
Untuk
menentukan saldo kas optimal, beberapa model matematik telah banyak
dikembangkan. Salah satu model pertama
yang dikembangkan oleh Baumol (1952) merupakan model persediaan dasar yang bisa
diterapkan pada manajemen kas. Model ini menganggap rata-rata perusahaan tumbuh
berkembang dan merupakan pihak pemakai uang kas. Surat berharga merupakan
persediaan pengaman yang dibutuhkan pada periode diantara saat-saat dilakukan
pinjaman dari luar negeri.
Model penentuan
kas optimal Baumol dikembangkan dengan memadukan dua jenis biaya. Secara
konseptual, kas optimal akan dicapai pada titik pertemuan antara kurva
biaya-biaya peluang dengan biaya-biaya perdagangan surat berharga. Pada titik
pertemuan ini, biaya total memenggang kas mencapai titik minimal. Model penentuan
kas optimal dapat dilihat pada Gambar 1. Pada gambar tersebut dapat dilihat
bahwa biaya memegang atau menyimpak kas berada pada sumbu vertikal, sedangkan
ukuran saldo kas berada disumbu horizontal. Saldo kass optimal berada pada
titik C* yang merupakan pertemuan antara kurva biaya peluang (Oportity Cost) dengan biaya-biaya
perdagangan surat berharga (Trading
Cost).
Gambar 1. Model Penentuan Kas Optimal
Sumber: Suad
Husnan (2002:115)
Biaya pesan (ordering cost) berupa biaya
administrasi dan transaksi untuk menukar portofolio surat berharga menjaddi
uang tunai. Sedangkan yang merupakan biaya penyimpanan (holding cost) adalah hasil bunga yang tidak diperoleh karena
penyimpanan uang tunai. Dengan anggapan bahwa pengeluaran terjadi terus dengan
jumlah yang besarnya kira-kira sama, dan bahwa kas masuk sekali-kali saja, maka
besarnya jumlah optimum surat berharga yang ditukar menjadi uang tunai adalah:
Dimana :
C*= jumlah optimum surat berharga yang ditukar menjadi uang tunai
T = jumlah pengeluaran
selama periode tertentu
b = biaya
transaksi pembelian atau penjualan surat berharga
i = tingkat suku bunga dari surat berharga
Model ini punya bebebrapa
keterbatasan, diantaranya adalah kas yang tidak boleh berfluktuasi, padahal
kenyataan tidak demikian. Dalam model ini juga ditemukan bahwa arus kas harus
terprediksi dengan baik, padahal banyak faktor ketidakpastian yang terdapat
dalam kas. Salah satu faktor ketidakpastian kas tersebut adalah besarnya jumlah
pengeluaran dan penerimaan kas di masa yang akan datang.
Model Miller-Orr
Pada
tahun 1966, Miller dan Orr mengembangkan lagi model Baumol dengan memasukkan
proses statistik atas perubahan-perubahan saldo kas yang terjadi secara
periodik. Berlawanan dengan Baumol yang penuh dengan asumsi yang benar-benar
pasti, Miller-Orr beranggapan bahwa arus kas bersih berperilaku sedemikian rupa
sehingga bekasnya seolah-olah merupakan akibat dari stationary random walk (jalan serampangan). Hal tersebut menunjukan
bahwa perubahan saldo kas selama periode tertentu tidaklah menentu dalam hal
besarnya maupun arah perubahan. Model ini dirancang untuk mengetahui waktu dan
besarnya transfer antara investasi surat berharga dan uang tunai.
Sesuai
dengan model Miller-Orr, perusahaan mengizinkan saldo kasnya bergerak dalam dua
limit, yakni limit atas dan limi bawah seperti yang dapat dilihat pada Gambar
2. Perusahaan menjual atau membeli surat berharga hanya jika saldo kasnya
mencapai limit ini. Pada saat saldo mencapai limit atas, maka perusahaan akan
membeli sejumlah surat berharga yang dapat menjadikan saldo kas sesuai dengan
yang diinginkan. Sebaliknya jika pada saat saldo kas mencapai limit bawah, maka
perusahaan dapat menjual surat berharga yang dimilikinya untuk memperoleh uang
kas.
Limit
bawah ditentukan oleh tingkat minimum safety
stock kas yang dipegang. Selain itu, sejumlah faktor lain juga perlu
diperhatikan, antara lain : tingkat suku bunga surat berharga (i), biaya
transaksi pembelian atau penjualan surat berharga (b), dan standar deviasi dari
arus kas harian (
).
Gambar 2. Model Saldo Kas Optimal Miller-Orr
(Diakses tanggal 28 Mei 2012)
Pemecahan
perhitungan oleh Miller-Orr menjadi:
Dimana
:
b
= biaya transaksi pembelian atau
penjualan surat berharga
i
= tingkat suku bunga dari surat
berharga harian
Model
Miller-Orr ini lebih realistis dalam mengelola saldo kas, karena mengizinkan
adanya fluktuasi pada kas. Hanya saja perlu keakuratan dalam memprediksikan
kebutuhan minimum (lower limit)
dengan akurat, serta mengukur standar deviasi dari arus kas sehari-hari.
KESIMPULAN
Optimasi
kas dilakukan untuk menjaga agar kas yang ada di perusahaan tidak mengalami kelebihan atau kekurangan dalam melakukan
aktivitas perusahaan. Kas harus disediakan dalam jumlah dan batas-batas yang
telah ditentukan. Hal itu yang mengakibatkan posisi kas sangat penting
dalam perusahaan, dan akan sulit jika kas mengalami defisit, karena perusahaan
tidak bisa melakukan pembayaran yang bersifat segera tanpa adanya kas yang
memadai. Demikian pula jika kelebihan kas akan mengakibatkan kas yang ada dalam
perusahaan menjadi sia-sia, yang dampak awalnya perusahaan akan mengalami
defisit pendapatan karena kelebihan kas yang tidak efektif dalam perolehan
pendapatan.
Saldo kas optimal kas ditentukan dengan
mempertimbagkan aspek likuiditas dan profitabilitas. Ada dua model penentuan
kas optimal, yaitu model Baumol-Allais-Tobin (BAT) dan Miller-Orr (MO). Model
BAT menentukan besar saldo kas optimal dengan mempertimbangkan dua jenis biaya optimal.
Saldo kass optimal tersebut akan dicapai
pada titik pertemuan antara kurva biaya-biaya peluang dengan biaya-biaya
perdagangan surat berharga. Pada titik pertemuan ini, biaya total memenggang
kas mencapai titik minimal.
Model
MO menentuka jumlah sldo kas optimal dengan memasukkan proses statistik atas
perubahan-perubahan saldo kas yang terjadi secara periodik dan dalam jangkauan
tertentu, yaitu di antara batas bawah dan batas atas. Jika pada waktu tertentu
nilai kas ada di atas batas atas maka perusahaan dapat membeli surat berharag,
sedangkan apabila posisi saldo kas berada dibawah batas bawah maka perusahaan
dapat menjual surat berharga untuk menambah jumlah kasnya.
Asumsi
kunci dalam menentukan jumlah saldo kas optimal adalah tergantung pada model
yang digunakan. Setiap model yang digunakan mempunyai kelebihan dan kekurangan
masing-masing yang dapat mempengaruhi keefektifan dari optimasi kas yang
dilakukan.
DAFTAR PUSTAKA
Brealy, Myers, & Marcus. 2006. “Dasar-Dasar Manajemen Keuangan
Perusahaan Jilid 2”. Jakarta: Erlangga.
Horne, James C.van dan John M. Wachowixz, Jr. 1997. "Prinsip-Prinsip
Manajemen Keuangan". Jakarta: Salemba Empat.
Husnan, Suad dan Suwarko. 2002. “Manajemen
Keuangan”. Yogyakarta: BPFE.
Sartono, Agus. 1994. "Manajemen Keuangan Teori dan Aplikasi".
Yogyakarta: BPFE.
Weston, Bestey & Brigham. 2011. “Dasar-Dasar
Manajemen Keuangan Jilid 2”. Jakarta: Salemba Empat.
0 comments:
Post a Comment