ANALISIS OPTIMASI KAS PERUSAHAAN

Tuesday, July 24, 2012



MELA DWI PURWATI
Mahasisiwa Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Jurusan Akuntansi
Universitas Muhammadiyah Malang



Abstrak
Optimasi atau Optimalisasi kas merupakan usaha perusahaan, dimana kas yang ada di dalam perusahaan harus tetap dijaga agar jangan sampai kas tersebut mengalami kelebihan atau kekurangan dalam melakukan aktivitas perusahaan. Optimasi kas adalah bagian dari manajemen keuangan yang dilakukan oleh perusahaan, setelah memepercepat pemasukan kas dan memperlambat pengeluaran kas. Kas sangatalah penting untuk menggerakkan usaha perusahaan. Kas yang memadai merupakan target dari semua perusahaan, agar kinerja di dalamnya berjalan secara efektif dan tidak menghambat dari sektor-sektor lainnya.
Manajemen kas yang efektif meliputi pembuatan rencana yang baik untuk menjaga keseimbangan antara resiko dan profitabilitas. Kas harus disediakan dalam jumlah dan batas-batas yang telah ditentukan. Arus kas masuk dan arus kas keluar harus diupayakan seimbang, artinya tidak terjadi saldo kas yang berlebihan ataupun keuntungan. Dalam menentukan saldo kas optimal dapat digunakan dua metode yaitu model Baumol-Allais-Tobin (BAT) dan model Miller-Orr. Model penentuan kas optimal Baumol dikembangkan dengan memadukan dua jenis biaya.
Kas optimal akan dicapai pada titik pertemuan antara kurva biaya-biaya peluang dengan biaya-biaya perdagangan surat berharga, sedangkan model Miller-Orr mengembangkan lagi model Baumol dengan memasukkan proses statistik atas perubahan-perubahan saldo kas yang terjadi secara periodik untuk menentukan batas atas dan batas bawah yang digunakan sebagai acuan dalam memilih antara mengeluarkan kas atau memperoleh kas.

Kata kunci: Optimalisasi kas, model Baumol (BAT), dan model Miller-Orr


Abstract
Optimization of cash is a business enterprise, where the cash is in the company should be maintained in order not to cash the excess or deficiency in the company's activities. Optimization of cash is part of the financial management undertaken by the company, after memepercepat cash income and cash expenditures slowed. Cash sangatalah important to move the company's business. Adequate cash is the target of all companies, so performance on it works effectively and does not hinder from other sectors. 
Effective cash management involves making a good plan to keep the balance between risk and profitability. Cash must be provided in amounts and limits specified. Cash inflows and outflows should be kept in balance, meaning that there is an excessive cash balance or profit. In determining the optimal cash balance can be used two methods Allais-Baumol-Tobin (BAT) and Miller-Orr models. Determining the optimal cash Baumol Model was developed by combining two types of costs.
Optimal cash will be achieved at the meeting point between the curve of the opportunity costs with the costs of trading securities, while the Miller-Orr models developed again Baumol statistical process by entering the cash balance changes that occur on a periodic basis to determine the upper limit and the limit below are used as a reference in choosing between issuing cash or raise cash.

Key word: Optimization cash, Baumol Model (BAT), and Miller-Orr Model

PENDAHULUAN

Kas memegang peranan penting pada sebuah perusahaan agar perusahaan tersebut dapat menjaga kelancaran operasinya. Kebanyakan orang hanya terpacu pada laporan laba-rugi, padahal kas merupakan hal yang terpenting dari semua kegiatan yang ada dalam pembukuan perusahaan. Perusahaan akan dapat bergerak dalam bisnis yang dikerjakannya tanpa menghasilkan laba, tetapi perusahaan tidak akan bertahan lama jika kas yang diperolehnya adalah negatif. Untuk menghadapi kas yang negatif perusahaan harus melakukan pengawasan dan penilaian terhadap penggunaan dan perolehan dana perusahaan.
          Penerimaan dan pengeluaran kas dalam perusahaan akan berlangsung terus menerus selama perusahaan itu masih berjalan. Berdasarkan sifatnya, penerimaan kas perusahaan dibagi menjadi dua bagian. Pertama, penerimaan kas yang bersifat terus menerus atau kontinyu, seperti hasil penjualan produk secara tunai, penerimaan piutang, dan lain-lain. Kedua, penerimaan kas yang bersifat insidentil, diantaranya  penerimaan kredit dari bank, penjualan aktiva tetap yang sudah tidak terpakai lagi, dan lain-lain.
Sementara pengeluaran kas juga dapat dibagi dua bagian berdasarkan sifatnya. Pertama, pengeluaran kas perusahaan yang bersifat kontinyu, seperti pembelian bahan kebutuhan, pembayaran upah buruh dan gaji, dan sebagainya. Kedua, pengeluaran kas yang bersifat insidentil seperti pembayaran bunga, pembayaran pajak penghasilan atau laba, pembayaran angsuran hutang, pembelian aktiva tetap dan sebagainya, karena sifat kas yang mudah untuk dijadikan sebagai faktor awal dalam pebayaran, maka kas sifatnya sangat likuid.
Kebiasaan perusahaan menyimpan kasnya dalam bentuk tabungan atau giro, dimana memberikan bunga yang sedikit, dalam hal tersebut perusahaan harus melakukan kebijakan yang tepat dalam menentukan besaran kas, sehingga jika terjadi kas yang berlebihan bisa dialihkan ke target yang lain yang sifatnya lebih menguntungkan dibandingkan di tabungan atau giro. Dalam penerapannya terhadap perusahaan, manajemen kas dipilih sesuai dengan kebutuhan dari perusahaan tersebut. Manajemen kas yang baik merupakan keberhasilan dalam memberikan saldo kas yang optimal. Sehingga manajemen kas sangatlah penting terutama dalam memenuhi tingkat likuiditas perusahaan.
Suad Husnan (2002:119) menyatakan bahwa jumlah saldo kas yang terlalu banyak memang baik apabila dipandang dari sisi likuiditas, tetapi tidak menguntungkan apabila dipandang dari aspek profitabilitas. Hal yang sebaliknya berlaku apabila saldo kas terlalu kecil. Kas yang terlalu kecil tidak baik apabila dipandang dari sisi likuiditasnya, tetapi menguntungkan jika dipandang dalam aspek profitabilitas, karena itulah pengaturan kas diperlukan.
Suatu perusahaan sulit atau hampir tidak mungkin dapat berjalan tanpa adanya kas yang memadai, sehingga adanya kas yang memadai dalam perusahaan merupakan hal yang mutlak dan tidak dapat ditawar-tawar lagi. Walaupun perusahaan mempunyai persediaan kas tetapi jika persediaan kas tersebut tidak mencukupi, maka hal ini dapat menyulitkan perusahaan, sebaliknya jika perusahaan mengalami kelebihan kas berarti perusahaan telah mengorbankan rentabilitasnya. Untuk mengatasinya, perusahaan dapat mengurangi kelebihan kas dengan jalan berinvestasi, yaitu membeli surat berharga, aktiva tetap, dan sebagainya.
Penerimaan kas pada suatu periode kadang melebihi pengeluaran yang dilakukan oleh perusahaan, demikian sebaliknya. Kelebihan dari aliran kas masuk terhadap aliran kas keluar merupakan saldo kas yang akan tertahan di dalam perusahaan. Tetapi bisa juga terjadi hal yang sebaliknya, yaitu penerimaan tersebut tidak mencukupi untuk menutupi pengeluaran yang terjadi atau mengalami defisit kas.
Suad Husnan (2002:119). Pengaturan kas bertujuan untuk memaksimumkan pemanfaatan kas tanpa mengabaikan likuiditas. Terjadinya surplus kas atau defisit kas secara terus menerus akan beresiko terhadap likuiditas perusahaan, kas yang tidak dikelola dengan baik dapat mengakibatkan terhambatnya kinerja perusahaan baik dalam waktu cepat atau dalam waktu yang akan datang, dan dapat mempengaruhi kelangsungan hidup dari perusahaan itu sendiri.
Kas sangat dibutuhkan dalam melakukan teransaksi finansial yang sifatnya likuid. Hal itu yang mengakibatkan posisi kas sangat penting dalam perusahaan, dan akan sulit jika kas mengalami defisit, karena perusahaan tidak bisa melakukan pembayaran yang bersifat segera tanpa adanya kas yang memadai. Demikian pula jika kelebihan kas akan mengakibatkan kas yang ada dalam perusahaan menjadi sia-sia, yang dampak awalnya perusahaan akan mengalami defisit pendapatan karena kelebihan kas yang tidak efektif dalam perolehan pendapatan.
Kas yang memadai merupakan target dari semua perusahaan, agar kinerja di dalamnya berjalan secara efektif dan tidak menghambat dari sektor-sektor lainnya. Oleh sebab itu kas sangat penting diterapkan bagi semua perusahaan. Baik itu bagi perusahaan yang baru dimulai atau perusahaan yang sudah besar. Ataupun perusahaan yang bergerak dibidang  manufaktur atau bidang jasa, semuanya harus menentukan  kas yang optimal.


TUJUAN

Tujuan penulisan ini adalah untuk mengetahui tujuan perusahaan mengoptimalisasikan kasnya, mengetahui bagaimana cara perusahaan mengoptimalisasikan kasnya, mengetahui metode—metode yang digunakan dalam mengoptimalkan kas perusahaan.


METODE

Metode yang digunakan dalam penulisan ini adalah metode studi pustaka adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara analisa teori-teori dari buku, jurnal, internet dan penelitian-penelitian yang mendukung dalam penulisan ini.


HASIL DAN PEMBAHASAN

Manajemen Kas

Ada tiga hal yang ingin dilakukan oleh manajer keuangan ketika mengelola kas, (Mamduh M. Hanafi, 2004:538) yaitu: Mempercepat pemasukan kas, Memperlambat pengeluaran kas, Memelihara saldo kas optimal. Langkah mempercepat pemasukan dan memperlambat pengeluaran kas diharapkan ketersediaan kas akan meningkat. Semakin besar ketersediaan kas, semakin baik untuk perusahaan. Manajer keuangan kemudian mempunyai kesempatan yang lebih besar untuk memanfaatkan kas yang dipegang tersebut, karena hal tersebut tugas manajemen keuangan selanjutnya adalah memelihara saldo kas optimal, yaitu saldo kas yang terlalu tinggi, tetapi bisa memenuhi kebutuhan likuiditas perusahaan.
Siklus kas atau waktu memegang kas yang pendek akan menurunkan investasi pada modal kerja. Di samping itu, jika waktu memegang kas diperpanjang, maka perusahaan mempunyai kesempatan yang lebih banyak untuk memanfaatkan kas tersebut. Perpanjangan waktu tersebut bisa dilakukan dengan cara mempercepat pembayaran dari pelanggan (aliran kas masuk), dan memperlambat pengeluaran.

Menentukan Saldo Kas Optimal Perusahaan

Setelah kertesediaan kas meningkat, langkah berikutnya adalah menentukan saldo kas yang optimal. Memegang kas mempunyai trade-off tingkat keuntungan dan resiko. Semakin besar saldo kas, semakin likuid perusahaan, dan semakin aman dari resiko kekurangan kas. Kekurangan kas bisa menyebabkan operasi perusahaan terganggu. Sebaliknya, kas yang besar menyebabkan kurangnya produktifitasnya. Dengan trade-off semacam itu, perusahaan diharapkan memegang saldo kas yang optimal, yaitu saldo kas yang bisa menjadi likuiditas perusahaan, tetapi juga bisa menjaga produktifitas perusahaan.
Menurut Mamduh M. Hanafi (2004;544), terdapat dua teknik dalam menentukan saldo kas optimal, yaitu :

Model Baumol-Allais-Tobin (BAT)

Untuk menentukan saldo kas optimal, beberapa model matematik telah banyak dikembangkan. Salah  satu model pertama yang dikembangkan oleh Baumol (1952) merupakan model persediaan dasar yang bisa diterapkan pada manajemen kas. Model ini menganggap rata-rata perusahaan tumbuh berkembang dan merupakan pihak pemakai uang kas. Surat berharga merupakan persediaan pengaman yang dibutuhkan pada periode diantara saat-saat dilakukan pinjaman dari luar negeri.
Model penentuan kas optimal Baumol dikembangkan dengan memadukan dua jenis biaya. Secara konseptual, kas optimal akan dicapai pada titik pertemuan antara kurva biaya-biaya peluang dengan biaya-biaya perdagangan surat berharga. Pada titik pertemuan ini, biaya total memenggang kas mencapai titik minimal. Model penentuan kas optimal dapat dilihat pada Gambar 1. Pada gambar tersebut dapat dilihat bahwa biaya memegang atau menyimpak kas berada pada sumbu vertikal, sedangkan ukuran saldo kas berada disumbu horizontal. Saldo kass optimal berada pada titik C* yang merupakan pertemuan antara kurva biaya peluang (Oportity Cost) dengan biaya-biaya perdagangan surat berharga (Trading Cost).

Gambar 1. Model Penentuan Kas Optimal
Sumber: Suad Husnan (2002:115)

Biaya pesan (ordering cost) berupa biaya administrasi dan transaksi untuk menukar portofolio surat berharga menjaddi uang tunai. Sedangkan yang merupakan biaya penyimpanan (holding cost) adalah hasil bunga yang tidak diperoleh karena penyimpanan uang tunai. Dengan anggapan bahwa pengeluaran terjadi terus dengan jumlah yang besarnya kira-kira sama, dan bahwa kas masuk sekali-kali saja, maka besarnya jumlah optimum surat berharga yang ditukar menjadi uang tunai adalah:

Dimana :
C*= jumlah optimum surat berharga yang ditukar menjadi uang tunai
T   = jumlah pengeluaran selama periode tertentu
b   = biaya transaksi pembelian atau penjualan surat berharga
i    = tingkat suku bunga dari surat berharga
          Model ini punya bebebrapa keterbatasan, diantaranya adalah kas yang tidak boleh berfluktuasi, padahal kenyataan tidak demikian. Dalam model ini juga ditemukan bahwa arus kas harus terprediksi dengan baik, padahal banyak faktor ketidakpastian yang terdapat dalam kas. Salah satu faktor ketidakpastian kas tersebut adalah besarnya jumlah pengeluaran dan penerimaan kas di masa yang akan datang.

Model Miller-Orr

Pada tahun 1966, Miller dan Orr mengembangkan lagi model Baumol dengan memasukkan proses statistik atas perubahan-perubahan saldo kas yang terjadi secara periodik. Berlawanan dengan Baumol yang penuh dengan asumsi yang benar-benar pasti, Miller-Orr beranggapan bahwa arus kas bersih berperilaku sedemikian rupa sehingga bekasnya seolah-olah merupakan akibat dari stationary random walk (jalan serampangan). Hal tersebut menunjukan bahwa perubahan saldo kas selama periode tertentu tidaklah menentu dalam hal besarnya maupun arah perubahan. Model ini dirancang untuk mengetahui waktu dan besarnya transfer antara investasi surat berharga dan uang tunai.
Sesuai dengan model Miller-Orr, perusahaan mengizinkan saldo kasnya bergerak dalam dua limit, yakni limit atas dan limi bawah seperti yang dapat dilihat pada Gambar 2. Perusahaan menjual atau membeli surat berharga hanya jika saldo kasnya mencapai limit ini. Pada saat saldo mencapai limit atas, maka perusahaan akan membeli sejumlah surat berharga yang dapat menjadikan saldo kas sesuai dengan yang diinginkan. Sebaliknya jika pada saat saldo kas mencapai limit bawah, maka perusahaan dapat menjual surat berharga yang dimilikinya untuk memperoleh uang kas.
Limit bawah ditentukan oleh tingkat minimum safety stock kas yang dipegang. Selain itu, sejumlah faktor lain juga perlu diperhatikan, antara lain : tingkat suku bunga surat berharga (i), biaya transaksi pembelian atau penjualan surat berharga (b), dan standar deviasi dari arus kas harian ( ).

Gambar 2. Model Saldo Kas Optimal Miller-Orr
(Diakses tanggal 28 Mei 2012)

Pemecahan perhitungan oleh Miller-Orr menjadi:

Dimana :
   = standar deviasi prubahan arus kas harian
= varian atas arus kas bersih per periode
b   = biaya transaksi pembelian atau penjualan surat berharga
i    = tingkat suku bunga dari surat berharga harian

Model Miller-Orr ini lebih realistis dalam mengelola saldo kas, karena mengizinkan adanya fluktuasi pada kas. Hanya saja perlu keakuratan dalam memprediksikan kebutuhan minimum (lower limit) dengan akurat, serta mengukur standar deviasi dari arus kas sehari-hari.


KESIMPULAN

Optimasi kas dilakukan untuk menjaga agar kas yang ada di perusahaan tidak mengalami kelebihan atau kekurangan dalam melakukan aktivitas perusahaan. Kas harus disediakan dalam jumlah dan batas-batas yang telah ditentukan. Hal itu yang mengakibatkan posisi kas sangat penting dalam perusahaan, dan akan sulit jika kas mengalami defisit, karena perusahaan tidak bisa melakukan pembayaran yang bersifat segera tanpa adanya kas yang memadai. Demikian pula jika kelebihan kas akan mengakibatkan kas yang ada dalam perusahaan menjadi sia-sia, yang dampak awalnya perusahaan akan mengalami defisit pendapatan karena kelebihan kas yang tidak efektif dalam perolehan pendapatan.

Saldo kas optimal kas ditentukan dengan mempertimbagkan aspek likuiditas dan profitabilitas. Ada dua model penentuan kas optimal, yaitu model Baumol-Allais-Tobin (BAT) dan Miller-Orr (MO). Model BAT menentukan besar saldo kas optimal dengan mempertimbangkan dua jenis biaya optimal. Saldo kass optimal tersebut  akan dicapai pada titik pertemuan antara kurva biaya-biaya peluang dengan biaya-biaya perdagangan surat berharga. Pada titik pertemuan ini, biaya total memenggang kas mencapai titik minimal.

Model MO menentuka jumlah sldo kas optimal dengan memasukkan proses statistik atas perubahan-perubahan saldo kas yang terjadi secara periodik dan dalam jangkauan tertentu, yaitu di antara batas bawah dan batas atas. Jika pada waktu tertentu nilai kas ada di atas batas atas maka perusahaan dapat membeli surat berharag, sedangkan apabila posisi saldo kas berada dibawah batas bawah maka perusahaan dapat menjual surat berharga untuk menambah jumlah kasnya.
Asumsi kunci dalam menentukan jumlah saldo kas optimal adalah tergantung pada model yang digunakan. Setiap model yang digunakan mempunyai kelebihan dan kekurangan masing-masing yang dapat mempengaruhi keefektifan dari optimasi kas yang dilakukan.




DAFTAR PUSTAKA


Brealy, Myers, &  Marcus. 2006. “Dasar-Dasar Manajemen Keuangan Perusahaan Jilid 2”. Jakarta: Erlangga.

Horne, James C.van dan John M. Wachowixz, Jr. 1997. "Prinsip-Prinsip Manajemen Keuangan". Jakarta: Salemba Empat.

Husnan, Suad dan Suwarko. 2002. “Manajemen Keuangan”. Yogyakarta: BPFE.

Sartono, Agus. 1994. "Manajemen Keuangan Teori dan Aplikasi". Yogyakarta: BPFE.

Weston, Bestey & Brigham. 2011. “Dasar-Dasar Manajemen Keuangan Jilid 2”. Jakarta: Salemba Empat.






0 comments:

Translate