Thursday, November 21, 2013

31 Agustus 2013
Welcome to My Window….
Setelah lama ngga pernah ngeblog, kangen juga rasanya untuk memulai lagi. Yaap…kali ini saya akan menceritakan pengalaman saya bareng 12 teman seperjuangan di Lab. Akuntansi UMM angkatan 2010 ke Ranukumbolo, yang berada di kawasan Pegunungan Semeru, Lumajang, Jawa Timur.





Hari itu kami berangkat dari kampus III UMM pukul 08.00 WIB dengan menyewa angkutan kota menuju Tumpang, Malang. Setelah sekitar 1,5 jam perjalanan kami sampai di Tumpang, di sana sudah ada truk rombongan yang akan membawa kami menuju Ranu Pane tempat pemberhentian terakhir keberangkatan kami yang bisa dijangkau dengan kendaraan umum maupun pribadi. Di perjalanan menuju Ranu Pane kami bertemu banyak pendaki gunung Semeru yang akan kembali ke kota, karena pada waktu itu masih dalam bulan Agustus jadi masih ramai-ramainya pendaki gunung yang merayakan kemerdekaan di puncak Semeru. Setelah kurang lebih 1,5 jam perjalanan barulah kami sampai di Ranu Pane, ramai sekaliiii dan sudah mulai terasa dingiiinn….:)
Turun dari truk, kami langsung menyiapkan barang-barang yang akan kami bawa ke Ranukumbolo. Sebelum berangkat kami harus mengurus regristrasi terlebih dahulu, menyempatkan makan, dan sholat dhzuhur, berdo’a semoga diberi keselamatan dan kesehatan oleh ALLAH SWT. Sempat khawatir juga, karena dikasih tahu orang-orang kalau di Ranukumbolo beberapa hari terakhir setiap malam hujan badai, dinginnya ekstrim dan sebagainnya. Semua itu tidak menurunkan niat dan semangat kami,dan Let’s Gooo…kami berangkat tepat pukul 13.00 WIB, dimulai dengan berdo’a bersama kami melangkahkan kaki menuju surgannya Gunung Semeru, Bismillaah…
Sepanjang perjalanan kami berpapasan dengan banyak pendaki lain, yang selalu memberikan semngat kepada kami. Dan sekitar 5 jam berlalu dengan penuh perjuangan, rintangan, jalan becek, grimis,  dan pemandangan yang indah akhirnya kami sampai di tempat tujuan kami.
Ranukumboloooo We’re coming….\m/, akhirnya kami sampai di Ranukumbolo 2400m DPL. Ramai kaya pasar..
Buat tenda, lihat pemandangan, beres-beres, masak, sholat, ngobrol ngalor-ngidul, maen uno, bully-bullyan, dan akhirnya makan malam bersama perdana di R anukumbolo. Setelah malam semakin datang kami langsung istirahat, teryata benar dinginnya nusuk tulang, sempat grimis juga, sempat khawatir, tapi Alhamdulillah ngga jadi hujan..


Good Morning,
1 September 2013
Kami bangun sebelum matahari terbit, ternyata senyaman-nyamannya kita tidur disana masih tetap nyaman tidur di rumah atau di tempat kost. Kami awali pagi itu dengan sholat subuh, mencari air buat masak, dan melihat pemandangan pagi yang sangat indah. Matahari terbit, membuat air danau di Ranukumbolo seakan memancarkan sinarnya…Subhanallah,luar biasa indah..

Karena keterbatasan waktu, jam 10.00 WIB kami sudah harus beres-beres dan siap untuk turun ke Ranu Pane. Kecewa sekali, padahal masih pengen berlama-lamaan di sana. Sebelum beranjak, satu hal yang tidak bisa kami tinggalkan, berfoto bersama….:D
Jalur yang kami lewati untuk turun kali ini berbeda dengan jalur pada saat kita berangkat, buat nambah pengalaman. Awal perjalanan masih datar-datar saja,  pemandanganya sangat bagus, padang savanna, ngga banyak orang lewat jalur sini, sepii…
Setelah beberapa menit jalan, yang benar saja, jalan yang harus kami lewati sangat curam, kemiringannya hampir mendekati 180 derajad, Subhanallah…
Jalur kali ini memang bias membawa kami turun menjadi lebih cepat dibandingkan pada saat kita naik, tapi resikonya lebih besar juga. Tanjakan dan turunannya lebih ekstrim, lebih banyak debu, lebih panas, dan lebih sepi. So Far…kami bisa sampai Ranu Pane dengan waktu perjalanan sekitar 4 jam.
Istirahat dulu, beres-beres, sholat, dan lanjut naik truk menuju Tumpang. Jam 21.00 WIB kita baru sampai kota, karena ada kendala saat kita sampai Tumpang, tidak ada kendaraan yang membawa kami menuju kampus, harus ngemper dulu beberapa jam.



Banyak sekali pengalaman dan pelajaran yang bisa saya ambil dari jalan-jalan kali ini. Saya dan teman-teman jadi kelihatan watak dan sifat aslinya. Mendaki gunung membuat kami sadar akan pentingnya menghormati sesama manusia dan juga lingkungan, tapi yang paling penting adalah mensyukuri apa yang sudah ALLAH SWT berikan dan ciptakan untuk kita. Semoga kita termasuk dalam orang-orang yang selalu bersyukur…Amiieenn.

Translate